Bakar diri sebenarnya memiliki tradisi selama berabad-abad di beberapa
budaya, sebagai bentuk persembahan ataupun protes. Sementara di zaman
modern seperti sekarang ini, bakar diri telah menjadi menjadi satu
bentuk protes politik yang cukup radikal yang kerap dilakukan para
aktifis seperti Thich Quang Duc di Vietnam sampai Sondang Hutagalung di
Indonesia. Berikut uniknya.com menghimpun 5 orang pelaku bakar diri di
dunia dari masa ke masa:
1. Thich Quang Duc, Vietnam
Thich Quang Duc adalah seorang biksuMahayana asal Vietnam yang membakar
dirinya sampai mati di persimpangan jalan yang sibuk di Saigon pada
tanggal 11 Juni 1963. Duc melakukan aksi protesnya ini guna menentang
penganiayaan umat Buddha oleh administrasi Katolik Roma Vietnam Selatan.
Foto pengorbanan diri-nya beredar luas di seluruh dunia dan
mengantarkan Malcolm Browne memenangkan Hadiah Pulitzer untuk foto
terkenal kematian biarawan itu. Setelah kematiannya, tubuhnya dikremasi
sebagai simbol kasih sayang yang menjadikan umat Buddha menghormati dia
sebagai seorang Bodhisattva.
2. Jan Palach, Cekoslowakia
Jan Palach adalah seorang mahasiswa Cekoslowakia yang meninggal setelah
membakar dirinya sebagai bagian dari protes atas invasi tentara Uni
Soviet dan Pakta Warsawa ke negaranya. Aksinya ini mendorong bergulirnya
gerakan reformasi “Musim Semi Praha”. Jan Palach lahir di VÅ¡etaty, 11
Agustus 1948 – meninggal di Praha, 19 Januari 1969 pada usia 20 tahun.
3. K. Muthukumar, India
Bakar diri yang dilakukan K. Muthukumar terjadi pada tanggal 29 Januari
2009 di Chennai, Tamil Nadu, India. Dia membakar dirinya sendiri atas
peristiwa genosida minoritas Sri Lanka Tamil di Sri Lanka sebagai bagian
dari aksi protes Tamil di India. Sebelum kematiannya, ia membagikan
pernyataan empat halaman dalam bahasa Tamil.
Muthukumar lahir di distrik selatan Tuticorin, Tamil Nadu, India. Dia
bekerja sebagai wartawan sebelum kematiannya. Pemakamannya menarik
ribuan pelayat termasuk politisi India seperti Vaiko, Thol
Thirumavalavan dan S. Ramadoss. Kematiannya juga menyebabkan protes
lebih lanjut oleh siswa di seluruh Tamil Nadu.
4. Mohamed Bouazizi, Tunisia
Mohamed Bouazizi adalah seorang penjual jalanan di Tunisia yang membakar
dirinya pada 17 Desember 2010, sebagai protes terhadap penyitaan barang
dagangannya dan juga pelecehan dan penghinaan yang dilakukan oleh
seorang pejabat kota dan ajudannya. Tindakannya menjadi awal bergulirnya
Revolusi Tunisia dan menyebarnya Revolusi Arab Spring yang lebih luas
ke berbagai negara. Kemarahan publik dan kekerasan meningkat setelah
kematian Bouazizi, yang menyebabkan pecahnya demonstrasi dan kerusuhan
di seluruh Tunisia hingga Presiden Zine El Abidine Ben Ali turun tahta
pada 14 Januari 2011, setelah 23 tahun berkuasa. Keberhasilan protes
Tunisia memicu protes di beberapa negara-negara Arab lainnya, ditambah
beberapa negara non-Arab, dalam upaya untuk mengakhiri pemerintahan
otokratik yang telah berkuasa lama.
5. Sondang Hutagalung, Indonesia
Sondang Hutagalung adalah mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bung
Karno (UBK) angkatan 2007, yang nekat melakukan aksi membakar diri di
depan Istana Negara beberapa hari lalu. Aksi Sondang diduga dilakukan
sebagai bentuk protes terhadap pemerintah yang dinilainya lamban dalam
mengentaskan permasalahan hukum dan HAM di Indonesia. Sondang merupakan
anak bungsu dari empat bersaudara. Ayahnya seorang sopir taksi dan
ibunya tidak bekerja. Dia tinggal bersama keluarganya di Pondok Ungu,
Bekasi.
Sondang selama ini dikenal aktif di organisasi pergerakan mahasiswa. Dia
menjabat sebagai Ketua Bidang Organisasi Himpunan Aksi Mahasiswa
Marhaenis Untuk Rakyat Indonesia (Hammurabi), Aktifis “Sahabat Munir”.
Di mata teman-temannya, Sondang dikenal sebagai sosok aktivis yang kerap
terlibat dalam berbagai upaya advokasi pelanggaran HAM. Sondang
Hutagalung akhirnya meninggal dunia dalam perawatan di RS Cipto
Mangunkusumo, Jakarta, Sabtu 10 Desember 2011 pada pukul 17.50
WIB.Semoga menambah wawasan kita semua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar